Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Abstract

Rabies pada manusia yang ditularkan oleh anjing menjadi masalah kesehatan masyarakat yang  banyak muncul belakangan ini di kawasan Asia.1  Rabies pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1884 dan saat ini endemis di 24 provinsi dari 33 provinsi yang ada.2 Sebelum tahun 2008, Bali dinyatakan bebas dari rabies karena sebelumnya tidak pernah dilaporkan adanya kasus rabies pada manusia maupun hewan.2 Kasus rabies pertama pada manusia dan anjing di Bali dijumpai Bulan Oktober tahun 2008 di Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung.1 Setelah kasus pertama, rabies dengan cepat menular ke kota/kabupaten lain di Bali. Pada tahun 2009, kasus rabies pada manusia dan anjing dilaporkan di Kabupaten Tabanan, Buleleng dan juga Karangasem yang jaraknya cukup jauh dari Desa Jimbaran, Kuta Selatan.

References

  1. Towsend SE, Sumantera IP, Pujiatmoko, Bagus GN, Brum E, et al. Designing Program for Eliminating Canine Rabies from Island: Bali, Indonesia as a Case Study. PloS Negl Trop Dis August 2013; 7(8): e2372 doi:10.1371/journal.pntd.0002372.
  2. Putra AAG, Hampson K, Girardi, J, Hiby E, Knobel D, et al. Response to a Rabies Epidemic, Bali, Indonesia, 2008-2011. Emerging Infectious Disease, April 2013; 19(4): 648-651.
  3. Pemerintah Provinsi Bali. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018: II-65-II-67.
  4. World Health Organization. Expert Consultation on Rabies: Fisrt Report. Geneva: the Organi-zation, 2005.

How to Cite

Wirawan, D. N. (2015). Mengembalikan Kondisi Bali Menjadi Bebas Rabies. Public Health and Preventive Medicine Archive, 3(2), 90–91. https://doi.org/10.15562/phpma.v3i2.97

HTML
168

Total
191

Share

Search Panel

Dewa Nyoman Wirawan
Google Scholar
Pubmed
Phpma Journal