Analisis kesehatan di Kota Mataram tahun 2011: suatu penerapan Bryant method
- XML  |
- XML  |
- PDF  |
- DOI: https://doi.org/10.15562/phpma.v1i2.175  |
- Published: 2013-12-01
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Phpma Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Phpma Journal
Search for the other articles from the author in:
Google Scholar | PubMed | Phpma Journal
Abstrak: Dana upaya kesehatan Dinas Kesehatan Kota Mataram adalah sejumlah Rp. 39.868.095.387,- atau 3,9% dari total APBD. Angka ini lebih kecil dari proporsi pembiayaan kesehatan yang diharapkan dalam Undang Undang Kesehatan sebesar 5% APBD. Penentuan prioritas masalah ini dengan melibatkan penentu kebijakan Dinas Kesehatan yaitu Kepala Bidang P3PPL, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, Kepala Seksi P2B2, Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan staf surveilan. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Januari-Juli 2012, melalui penyebaran kuesioner dengan metode Bryant. Pengumpulan data sekunder bersumber dari Dinas Kesehatan, BPS dan Bappeda Kota Mataram yaitu kependudukan, ekonomi, sosial budaya, mata pencaharian, kesehatan dan pemerintahan. Data dianalisis dan diinterpretasikan dalam bentuk ringkasan masalah kesehatan kemudian melakukan klarifikasi data. Hasil penentuan prioritas masalah kesehatan di Kota Mataram tahun 2012 adalah demam berdarah dengue, selanjutnya secara berurutan adalah HIV/AIDS, TB paru, ISPA, hipertensi, diare dan kecelakaan lalu lintas. Keterbatasan waktu para pemegang kebijakan untuk berdiskusi serta kelengkapan dan akurasi data merupakan hambatan utama dalam penelitian ini. Disarankan agar melakukan upaya peningkatan kualitas data program dan memanfaatkan semua sumber data yang ada (dinas kesehatan, rumah sakit pemerintah ataupun swasta, klinik) sehingga data yang tersedia dapat menggambarkan situasi kesehatan masyarakat yang sebenarnya. Penentuan masalah kesehatan prioritas perlu melibatkan semua stakeholder, sehingga pembahasan yang dilakukan dapat menghasilkan perencanaan yang lebih baik dalam menanggulangi masalah kesehatan.